ONTOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

 Judul:  "ONTOLOGI FILSAFAT            PENDIDIKAN ISLAM”

 Email:sianipartikajaya@gmail.com

A. Hakikat Ontologi
Secara etimologis ontologi berasal dari bahasa Yunani ”ethos” dan ”logos”, ethos adalah kata kerja dari einai artinya yang sedang berada, sedangkan logos berarti ilmu. Dengan demikian secara bahasa ontologi dapat diartikan ilmu yang membicarakan segala sesuatu yang ada. [1]
Ontologi merupakan salah satu cabang filsafat yang ingin mencari dan menemukan hakikat dari sesuatu yang ada. Sesuatu yang ada itu dicari oleh manusia agar ia dapat mencari dan menemukan hakikat kenyataan yang bermacam-macam yang pada akhirnya nanti akan memberikan makna pada kehidupan manusia itu sendiri.[2]
Dari deskripsi di atas dapat dipahami bahwa ontologi merupakan cabang atau istilah filsafat dimana segala sesuatu itu mempunyai prinsip mendasar yang tidak menimbulkan pertentangan. Sesuatu yang nyata pasti dapat diterima oleh semua orang sehingga dapat menghasilkan kebenaran. Hakikat realitas menurut sudut pandang filsafat Islam pada hakikatnya ”spiritual”. Prinsip ini mengarah pada aspek fundamental dari spiritual Islam, yaitu bahwa segala sesuatu yang mengitari kita, semua realitas materi atau kejadian merupakan pelaksana. Selanjutnya hakikat esensi dalam kajian filsafat akan terhenti pada penetapan adanya unsur pokok dari segala sesuatu, yang sifatnya fundamental. Unsur pokok ini menunjuk pada suatu jawaban yang abstrak, tidak kelihatan, tidak terukur, dan tidak bisa ditimbang. Hakikat esensi terletak pada eksistensinya, tidak pada kata bendanya, tetapi pada kata kerjanya yang aktualis.[3]
Dapat ditarik suatu alur bahwa ontologi itu sebagai salah satu cabang dari filsafat yang ingin mencoba menemukan hakikat dari sesuatu yang ada, realitas merupakan bagian dari yang ada itu sendiri. Hakikat dari realitas adalah segala sesuatu yang mengitari kita. Sisi dari realitas merupakan esensi dan hakikat esensi adalah pada eksistensinya, yang akan berhenti setelah adanya ketetapan atau jawaban yang benar. Dari sudut pandang Islam semua realitas atau kejadian merupakan kekuasaan Allah. Dapat dipahami bahwa hakikat ontologi adalah memecahkan permasalahan realitas secara tepat, karena konsepsi kita tentang realitas mengontrol pertanyaan kita tentang dunia ini. Dan tanpa adanya pertanyaan, kita jelas tidak akan memperoleh jawaban darimana kita nantinya akan membina kumpulan ilmu pengetahuan yang kita miliki dan menetapkan disiplin tentang masalah-masalah pokoknya.[4]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ontologi merupakan cabang filsafat yang membahas masalah tentang kenyataan, tentang realitas, tentang yang nyata dari sesuatu.[5] Ontologi mempertanyakan hakikat realitas yang ada di dunia ini. Dalam interaksinya dengan alam semesta, manusia mempertanyakan apakah realitas alam semesta ini merupakan realitas materi. Ataukah ada realitas dibalik sesuatu yang ada itu. Apakah alam semesta ini bersifat tetap, kekal tanpa perubahan. Ataukah alam semesta ini bersifat tidak kekal. Apakah unsur alam semesta ini monisme atau dualisme ataukah pluralisme.[6]
Untuk melakukan tugas dan spesifikasinya secara sistematis ada bermacam-macam ontologi yaitu idealisme, realisme, Islam dan yang lainnya. Dalam kajian ini tidak disebutkan semuanya, hanya yang perlu saja untuk mengetahui hakikat ontologi. Tokoh pertama dari golongan idealis adalah Plato. Di dalam aliran filsafat idealis dirasakan pentingnya untuk membagi semua realitas ke dalam dua bagian besar, yaitu: yang nampak dan yang sejati. Dalam lingkungan yang nampak ini termasuk segala yang mengalami perubahan. Disini terdapat ketidaksempurnaan, ketidakteraturan, ketidaktenangan, dan inilah alam kesulitan dan kesusahan, alam penderitaan dan kesengsaraan dan alam kejahatan atau dosa. Sebaliknya keadaan alam realitas yang sejati tidaklah demikian, dia merupakan alam ideal, alam pikiran sejati dan murni. Jadi di alam inilah terdapat nilai-nilai yang langgeng, kualitas yang abadi dan disanalah terdapat keteraturan, kebenaran sejati, kemakmuran, kedamaian, dan kelestarian segala sesuatu.[7]
Ontologi adalah ilmu tentang yang ada dan relitas. Meninjau persoalan secara ontologis adalah mengadakan penyelidikan terhadap sifat dan realitas dengan refleksi rasional serta analisis serta sintesis logis.
Cakupan kajian ontologi meliputi realitas yang ada (being) dan yang nyata (realitas) maupun esensi dan eksistensi. Hal ini karena realitas (yang ada) merupakan bagian yang ada.
Kurikulum merupakan inti dari pendidikan. Dalam muatan kurikulum sangat menekankan pentingnya pandangan filsafat pendidikan yang menyeluruh. Jangkauan maupun isi kurikulum diambilkan dari hal yang telah diketahui manusia dari nilai-nilai yang diperoleh dari alam semesta.

Asy'ari, Musa .1999. Filsafat Islam: Sunah Nabi dalam Berfikir. Yogyakarta: Lesfi.

Khobir, Abdul. 2009. Filsafat Pendidikan Islam : Landasan Teoritis dan Praktis. Pekalongan: Stain Pekalongan Press.

Postingan populer dari blog ini

ONTOLOGI PENDIDIKAN ISLAM